Saturday, February 05, 2011

Lima Belas Jari, wahai sang pencuri


Tertumpuk maksiat, percikan darah
Gelap dan dingin
Menggerogoti sukma sang pemilik

Lima belas jari
Citra debu matahari yang fana
Terlihat menyinari, dalam perjalanan kematian
Bintang-bintang bersaksi dan kemudian mati

Lima belas jari
Semesta mengingkari
Relung sukma menghakimi
Api terpecik dan menyulut
Para-para jiwa sakit oleh kebekuan

Lima belas jari
Jantung tertembus oleh kehadiranmu
Insan hanya menghirup dan menghembuskan
Hingga mati dalam noda
Yang jadi terbersih olehmu

Lima belas jari
Cukup sudah
Aku olehmu
Ku bukan boneka
Ku muncul saat purnama
Untuk memanggilmu kembali, ke pelukan
Ajal

SANG ORATOR


Mulut manusia begitu indah
Berupa-rupa dan berwarna-warni
Dicintai sejuta manusia
Menembak dengan tegas
Meracuni tak mematikan
Meratapi ketukan jiwa
Melindungi martabat manusia

Sang Orator,
Membius
Mencederai
Menyembuhkan
Menyadarkan

Sang Orator,
Sang pengatur alam
Sang pengejar jiwa
Tanpa terbebani
Ia menggetarkan seisi bumi
Suara nyanyian merdu
Yang menggandung peluh
Kelelahan yang amat sangat
Akan kerinduan terdalam yang berat,
Memanusiakan manusia
Dari kegilaan nurani
Tanpa henti
Hitam